Memasuki zaman digital, dunia pemberitaan mengalami sejumlah perubahan. Tapi, ada sejumlah hal yang tidak berubah, yaitu mutu dan kebenaran pemberitaan.
Mengutip surat kabar Spanyol, El Pais, Senin (30/1/2017), meramalkan bahwa media cetak tidak akan ada lagi dan semakin tersingkir, mungkin dalam 5 atau 10 tahun ke depan. Hal itu melihat kondisi zaman digital saat ini. Semua orang punya smartphone dan hadir di media sosial. Jadi kita hidup dalam lingkungan yang bergerak (mobile) dan sosial.
Sekitar 10 tahun lalu, pembaca surat kabar cetak masih dapat meluangkan waktu 100 persen untuk membaca. Tetapi sekarang, mereka hanya meluangkan waktu 10 persen untuk edisi cetak dan 90 persen edisi digital.
Dengan kemajuan itu, El Pais menyimpan kekhawatiran terkait zaman digital. Pihaknya harus menerbitkan alert isu dan membandingkan dengan pesaing, siapa yang melihatnya duluan. Apakah ada satu menit sebelum yang lain melakukannya?
Tentu saja redaksi harus menuliskan cerita mengikuti alert berita tersebut. Jika jadi yang pertama, bisa meraih trafik yang banyak. Kenyataan ini memberikan tekanan besar untuk bergerak cepat dan hal itu bisa berdampak kepada mutu berita.
Pasalnya, waktu untuk meng-edit menjadi jauh lebih sedikit dibanding masa lalu. Hal itu perlu diwaspadai. Redaksi tidak mau menerbitkan suatu cerita sebelum mengetahui faktanya bahwa hal itu benar adanya.
Terkait dengan kaum muda yang ingin menjadi jurnalis di masa kini. Menurut El Pais, banyak kesempatan bagi para jurnalis muda namun khawatir dengan ketersediaan lapangan pekerjaan.
Media adalah lapangan kerja yang berkembang jika dipandang secara luas. Orang harus belajar berbagai ketrampilan baru. Mereka harus belajar perangkat baru, baik video, audio, dan cara menulis dengan gaya baru.
Media konvensional dan dunia maya memang berbeda. Sebagaimana media radio berbeda dari media cetak, dan televisi berbeda dari radio dan media cetak. Web lebih kasual dan lebih melibatkan perbincangan.
Namun ada yang tidak bisa ditinggalkan dari dulu. Jurnalis muda perlu mengetahui sejumlah hal lama, yaitu mereka harus tegas melakukan proses verifikasi kepada kebenaran. Untuk meminta tanggungjawab individu-individu dan lembaga-lembaga besar.
Tanpa media sosial pun, berita palsu ada di mana-mana. Sekarang ini memang ada situs-situs yang termovitasi secara ideologis untuk keperluan menyebarkan berita yang jelas palsu demi agenda ideologis.
Salah satunya Facebook yang berada di bawah tekanan untuk menangani hal itu. Mereka baru saja mengumumkan prakarsa baru untuk menangkal berita palsu itu. Bahkan Google sudah menjalin kerjasama dengan El Pais untuk memperbaiki kredibilitas informasi dalam Google News dan hasil pencariannya, guna menekan berita-berita palsu.