Popularitas game Pokemon Go yang menangkap monster virtual menggemaskan seperti Pikachu dan Jigglypuff di tempat-tempat dekat lokasi ponsel Anda dan melatihnya untuk bertanding. Ditentang oleh High Council of Virtual Spaces Iran.
Lembaga sensor
virtual itu menetapkan Pokemon Go bermasalah untuk keamanan
nasional dan resmi melarang permainan itu di negaranya tanpa menjelaskan secara
rinci alasan keamanan nasional yang dimaksud oleh otoritas Iran itu.
Mengutip dari BBC, pemerintah Iran sebenarnya menunggu sejauhmana
pembuat permainan ini akan
bekerjasama dengan mereka sebelum keputusan pelarangan itu. Sayangnya, sampai saat ini tidak ada penjelasan dari pertemuan itu.
Larangan Pokemon Go juga pernah dikeluarkan di Indonesia tapi berlaku untuk aparat negara, misalnya bagi tentara nasional bermain di pangkalan militer dan petugas polisi bermain saat bertugas.
Larangan Pokemon Go juga pernah dikeluarkan di Indonesia tapi berlaku untuk aparat negara, misalnya bagi tentara nasional bermain di pangkalan militer dan petugas polisi bermain saat bertugas.
Pelarangan itu
muncul setelah seorang turis asal Prancis bernama
Romain Pierre menerobos markas Komando Distrik Militer 0614 Cirebon, bulan lalu, demi bermain Pokemon Go.
Game Kombinasi
Pokemon Go –
permainan augmented
reality (realitas tertambah) di ponsel pintar yang menggunakan GPS (global
positioning system)
memungkinkan para pemain untuk beranjak dari kursinya untuk mencari monster
imut di jalanan nyata. Bahkan para gamers dapat bertemu di lokasi pencarian
jika mengaktifkan fasilitas social media mereka.
Sejak permainan garapan
Niantic Labs – studio game
yang mengembangkan Pokemon Go
bekerjasama
dengan Nintendo dan Pokemon Company – resmi diluncurkan pada 6 Juli 2016 lalu, hanya dibutuhkan waktu 19
hari game itu telah diunduh sebanyak 50 juta kali di Google Play Store.
Jika dihitung
secara total, game ini diperkirakan telah diunduh sekitar 75 juta kali oleh
pengguna android dan iOS. Bahkan jumlah itu akan terus meningkat seiring dengan
antusiasme masyarakat yang penasaran terhadap game tersebut.
Apalagi Pokemon
baru-baru ini telah resmi meluncur di Negara Asia Negara sehingga memungkinkan
para gamer di
Thailand, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Filipina, Singapura, Vietnam,
Taiwan, Papua Nugini, Fiji, Kepulauan Solomon, Federasi Mikronesia, dan Palau
bermain Pokemon Go.
Sensor Tower, sebuah lembaga analis, memprediksi
keuntungan yang didapatkan oleh pengembang Pokemon Go diperkirakan mencapai 200
juta dollar AS atau Rp2,6 triliun.
Nilai
keuntungan
itu melewati permainan populer lain yang lebih dulu dirilis, seperti Clash Royale yang dalam 30 hari
pertama hanya mengantongi keuntungan sekitar setengahnya saja. Selain itu keuntungan Rp2,6 triliun
juga berhasil melewati permainan populer lainnya Candy Crush Saga.