Humas Diminta Tiru Obama Dalam Pencitraan Lembaga

PRAKTISI hubungan masyarakat (humas) diminta untuk meningkatkan perannya dalam menjaga citra lembaga, termasuk citra negara di mata dunia. Oleh karena itu, tenaga humas harus memberikan informasi yang cepat dan akurat kepada masyarakat melalui koordinasi antarhumas yang baik dan satu suara.
 

Permintaan tersebut disampaikan Presiden Joko Widodo ketika mengundang koordinator hubungan masyarakat (humas) semua kementerian dan lembaga negara ke Istana Negara, Jakarta, Kamis (4/2/2016).

Presiden Jokowi mencontohkan negara maju seperti Amerika Serikat menggunakan humas sebagai pembentuk citra di mata dunia. Cara ini bisa kita lakukan agar persepsi dunia terhadap Indonesia terbentuk sebagai negara yang ramah dan membawa dampak pada peningkatan perekonomian nasional. 

“Obama melakukan itu, semuanya juga melakukan sehingga image mengenai perdagangan, pariwisata, dan investment menjadi baik,” kata Jokowi dilansir dari tribunnews.com

Keberhasilan Obama tersebut, kata presiden, karena mereka memiliki tim yang solid, narasinya satu agenda yang terkoordinasi dan terkonsolidasi dengan baik. “Berikan informasi kepada masyarakat, apalagi kalau ada masalah, responsnya harus cepat dan sebanyak-banyaknya," imbuh Jokowi.

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengakui bahwa sangat sedikit kementerian dan lembaga yang memiliki agenda setting. Kondisi tersebut juga dipengaruhi oleh lambatnya proses regenerasi humas dan kurang respons pada perkembangan teknologi sosial.

Untuk memenuhi tenaga humas kekinian, Rudiantara mengatakan pihaknya bersama instansi terkait tengah melakukan perekrutan tenaga humas non-PNS. Tenaga ini diseleksi ketat dengan salah satu syarat memiliki hasil tes TOEFL di atas 500.

“Nantinya tenaga humas ini akan disebar di kementerian dan luar kementerian, kompensasinya sekitar 15 jutaan per bulan. Adanya tenaga humas pemerintah ini, sinerginya menjadi lebih cepat,” harap Rudiantara.