MENTERI Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengimbau para pemain E-Commerce di Indonesia untuk menggunakan domain lokal atau dot (.) id, ketimbang pakai domain internasional dot (.) com.
Hal itu sejalan dengan program pemerintah yang mencanangkan penggunaan satu juta domain .id secara cuma-cuma dalam beberapa tahun ke depan. Tak hanya itu, program tersebut dilakukan untuk melawan dominasi penggunaan domain internasional.
“Saya mengusulkan kalau transaksi di Indonesia, sebaiknya menggunakan domain dot (.) id. Kalau porsi transaksi ke luar negeri hanya 5% saja, yah sebaiknya gunakan domain lokal, daripada menggunakan domain dot (.) com,” kata Rudiantara, pekan lalu.
Saat ini, rata-rata perusahaan belanja online di Indonesia masih menggunakan domain .com, seperti Blibli.com, Tokopedia. com, Bukalapak.com, dan Bhinneka.com. Hanya beberapa E-Commerce yang menggunakan domain lokal, di antaranya Lazada.co.id dan OLX.co.id.
Namun begitu, Rudiantara tidak memaksa pemain E-Commerce wajib menggunakan domain lokal. Hal itu tergantung pada volume transaksi yang dimiliki pelaku E-Commerce.
“Kalau mayoritas transaksinya ada di Indonesia, kami berharap pakai .id, kita punya program satu juta domain lokal gratis untuk berapa tahun ke depan. Jadi, kebijakan Kominfo ini tidak boleh parsial, harus holistik terintegrasi, pendekatannya kepada ekosistem,” ujarnya.
Untuk mendukung program ini, Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (Pandi), sebuah organisasi nirlaba yang dikelola komunitas internet Indonesia, siap mendukung dalam penggunaan domain lokal.
Bahkan, Pandi siap bekerja sama dengan pemerintah untuk mewujudkan satu juta pengguna domain .id pada 2016.
“Kita sih mendukung upaya pemerintah tersebut. Tapi, bertahap ya. Kalau Pak Menteri maunya satu juta domain. Tapi mesti dipikirkan caranya itu tadi. Akhir 2016 harapannya bisa sejuta,” kata Andi Budimansyah, ketua umum Pandi periode 2015-2019.
Sebagai informasi, akhir tahun 2014 lalu, domain .id sudah mencapai 135 ribu pengguna. Sehingga akhir tahun 2015 diharapkan bisa menjadi 200 ribuan.
Menurut Andi, untuk mewujudkan rencana tersebut, Pandi akan bekerja sama dengan pihak pemerintah dan swasta. Dari pihak pemerintah, misalnya bekerja sama dengan Ditjen Dikti (Pendidikan Tinggi) dan Kementerian Pendidikan Nasional.
“Kita akan mendekati Dikti dan Diknas untuk sekolah-sekolah, karena lebih sustainable ya. Harapannya, nanti mereka bisa mendorong penggunaan domain .id,” ucapnya.
Hal itu sejalan dengan program pemerintah yang mencanangkan penggunaan satu juta domain .id secara cuma-cuma dalam beberapa tahun ke depan. Tak hanya itu, program tersebut dilakukan untuk melawan dominasi penggunaan domain internasional.
“Saya mengusulkan kalau transaksi di Indonesia, sebaiknya menggunakan domain dot (.) id. Kalau porsi transaksi ke luar negeri hanya 5% saja, yah sebaiknya gunakan domain lokal, daripada menggunakan domain dot (.) com,” kata Rudiantara, pekan lalu.
Saat ini, rata-rata perusahaan belanja online di Indonesia masih menggunakan domain .com, seperti Blibli.com, Tokopedia. com, Bukalapak.com, dan Bhinneka.com. Hanya beberapa E-Commerce yang menggunakan domain lokal, di antaranya Lazada.co.id dan OLX.co.id.
Namun begitu, Rudiantara tidak memaksa pemain E-Commerce wajib menggunakan domain lokal. Hal itu tergantung pada volume transaksi yang dimiliki pelaku E-Commerce.
“Kalau mayoritas transaksinya ada di Indonesia, kami berharap pakai .id, kita punya program satu juta domain lokal gratis untuk berapa tahun ke depan. Jadi, kebijakan Kominfo ini tidak boleh parsial, harus holistik terintegrasi, pendekatannya kepada ekosistem,” ujarnya.
Untuk mendukung program ini, Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (Pandi), sebuah organisasi nirlaba yang dikelola komunitas internet Indonesia, siap mendukung dalam penggunaan domain lokal.
Bahkan, Pandi siap bekerja sama dengan pemerintah untuk mewujudkan satu juta pengguna domain .id pada 2016.
“Kita sih mendukung upaya pemerintah tersebut. Tapi, bertahap ya. Kalau Pak Menteri maunya satu juta domain. Tapi mesti dipikirkan caranya itu tadi. Akhir 2016 harapannya bisa sejuta,” kata Andi Budimansyah, ketua umum Pandi periode 2015-2019.
Sebagai informasi, akhir tahun 2014 lalu, domain .id sudah mencapai 135 ribu pengguna. Sehingga akhir tahun 2015 diharapkan bisa menjadi 200 ribuan.
Menurut Andi, untuk mewujudkan rencana tersebut, Pandi akan bekerja sama dengan pihak pemerintah dan swasta. Dari pihak pemerintah, misalnya bekerja sama dengan Ditjen Dikti (Pendidikan Tinggi) dan Kementerian Pendidikan Nasional.
“Kita akan mendekati Dikti dan Diknas untuk sekolah-sekolah, karena lebih sustainable ya. Harapannya, nanti mereka bisa mendorong penggunaan domain .id,” ucapnya.