PASAR e-commerce
Indonesia pada tahun 2016 diperkirakan senilai US$ 26 miliar atau
setara Rp338 triliun (IDR 13.000/US$). Jumlah itu meningkat tiga kali
lipat dibandingkan tahun 2013 yang mencapai US$ 8 miliar atau setara
dengan Rp104 triliun (IDR 13.000/US$).
Proyeksi pasar e-commerce tersebut merupakan hasil riset Google bersama Indonesian Ecommerce Association (IdEA) dan Taylor Nelson Sofres (TNS) yang dirilis tanggal 1 Juli 2015 lalu. Namun, sampai saat ini, tidak ada satu pun lembaga riset yang tahu pasti berapa nilai pasar e-commerce di Indonesia.
Bahkan perusahaan konsultan manajemen A.T Kearny bersama CIMB ASEAN Research Institute (CARI) yang membuat survei dengan judul Lifting the Barriers to E-commerce in ASEAN menyebutkan pasar e-commerce Indonesia tak kurang dari US$ 1,3 miliar atau setara Rp16,9 triliun (IDR 13.000/US$).
Menurut laporan tersebut pasar e-commerce di enam negara ASEAN (Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Filipina) hanya bernilai US$ 7 miliar (Rp 91 triliun) atau menyumbang kurang dari 1% pasar e-commerce dunia.
Jonathan Sofian Lusa, Wakil Ketua Bidang Penelitian & Standarisasi idEA mengaku, saat ini belum ada riset yang memastikan berapa besar pasar e-commerce di Tanah Air.
Dia menilai adanya berbagai survei tersebut, setidaknya memberikan dua dampak. Pertama, angka itu menjadi acuan Ditjen Pajak untuk menentukan pajak dari transaksi online. Kedua, survei tersebut dapat menekan divisi pemasaran dan pengembangan bisnis suatu perusahaan e-commerce agar menggenjot pendapatan.
Angka-angka fantastis itu, kata dia, memang tidak bisa dipastikan siapa yang paling mendekati benar. Namun, Jonathan sepakat bahwa pertumbuhan e-commerce di Indonesia berkisar 200%-300%.
Proyeksi pasar e-commerce tersebut merupakan hasil riset Google bersama Indonesian Ecommerce Association (IdEA) dan Taylor Nelson Sofres (TNS) yang dirilis tanggal 1 Juli 2015 lalu. Namun, sampai saat ini, tidak ada satu pun lembaga riset yang tahu pasti berapa nilai pasar e-commerce di Indonesia.
Bahkan perusahaan konsultan manajemen A.T Kearny bersama CIMB ASEAN Research Institute (CARI) yang membuat survei dengan judul Lifting the Barriers to E-commerce in ASEAN menyebutkan pasar e-commerce Indonesia tak kurang dari US$ 1,3 miliar atau setara Rp16,9 triliun (IDR 13.000/US$).
Menurut laporan tersebut pasar e-commerce di enam negara ASEAN (Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Filipina) hanya bernilai US$ 7 miliar (Rp 91 triliun) atau menyumbang kurang dari 1% pasar e-commerce dunia.
Jonathan Sofian Lusa, Wakil Ketua Bidang Penelitian & Standarisasi idEA mengaku, saat ini belum ada riset yang memastikan berapa besar pasar e-commerce di Tanah Air.
Dia menilai adanya berbagai survei tersebut, setidaknya memberikan dua dampak. Pertama, angka itu menjadi acuan Ditjen Pajak untuk menentukan pajak dari transaksi online. Kedua, survei tersebut dapat menekan divisi pemasaran dan pengembangan bisnis suatu perusahaan e-commerce agar menggenjot pendapatan.
Angka-angka fantastis itu, kata dia, memang tidak bisa dipastikan siapa yang paling mendekati benar. Namun, Jonathan sepakat bahwa pertumbuhan e-commerce di Indonesia berkisar 200%-300%.