Aktivitas ini terkait dengan kegiatan yang dilakukan perusahaan yang dinilai memiliki manfaat bagi publik.
Lantas bagaimana merancang Siaran Pers agar dianggap penting bagi publik agar disiarkan oleh media?
Pertama, menyangkut basic publicity release. Umumnya hal ini terkait dengan berbagai informasi umum yang mengandung news value bagi media.
Pertama, menyangkut basic publicity release. Umumnya hal ini terkait dengan berbagai informasi umum yang mengandung news value bagi media.
Misalnya, hasil temuan, kajian atau kegiatan seminar yang diselenggarakan suatu organisasi dengan menghadirkan berbagai narasumber untuk membahas suatu persoalan dan menjadi penting untuk diketahui oleh publik.
Kedua, product release. Setiap perusahaan kerap meluncurkan produk atau jasa yang perlu diketahui publik. Dalam prakteknya, tema produk atau jasa cenderung dianggap menjadi informasi yang hanya menarik media khusus.
Kedua, product release. Setiap perusahaan kerap meluncurkan produk atau jasa yang perlu diketahui publik. Dalam prakteknya, tema produk atau jasa cenderung dianggap menjadi informasi yang hanya menarik media khusus.
Namun, bila hal itu dikemas dengan baik tentu menjadi materi berita menarik bagi media massa umum.
Ketiga, financial release. Topik ini sering menjadi konsumsi umum bila menyangkut perusahaan besar atau memiliki nilai keuangan yang besar.
Ketiga, financial release. Topik ini sering menjadi konsumsi umum bila menyangkut perusahaan besar atau memiliki nilai keuangan yang besar.
Terutama perusahaan terbuka (Tbk) yang memiliki kewajiban untuk mempublikasikan kinerja perusahaan.
Berbagai siaran pers yang disampaikan perusahaan tidak otomatis menjadi komoditi berita yang disiarkan media.
Berbagai siaran pers yang disampaikan perusahaan tidak otomatis menjadi komoditi berita yang disiarkan media.
Pengelola media memiliki kriteria dalam menentukan, apakah siaran pers itu dimuat atau dibuang. Ada beberapa hal yang perlu dicermati dalam penulisan siaran pers.
Pertama, berkaitan dengan Judul. Bagian judul harus membangkitkan perhatian dan harus mampu mewakili isi berita.
Biasanya judul yang baik harus dibuat dalam kalimat yang singkat dan mampu menarik keingintahuan pembaca untuk menyimak informasi yang disajikan.
Kedua, kalimat pembuka untuk siaran pers. Kalimat pembuka harus menarik keingintahuan pembaca. Kalimat pembuka adalah yang bisa mengandung prinsip-prinsip 5W+1H, yaitu Who (siapa), What (apa), When (kapan), Where (dimana) dan Why (mengapa) serta How (bagaimana).
Kedua, kalimat pembuka untuk siaran pers. Kalimat pembuka harus menarik keingintahuan pembaca. Kalimat pembuka adalah yang bisa mengandung prinsip-prinsip 5W+1H, yaitu Who (siapa), What (apa), When (kapan), Where (dimana) dan Why (mengapa) serta How (bagaimana).
Penulisan ini sangat cepat mendapat perhatian media untuk menyimak sejauhmana siaran pers itu penting untuk diekspose kepada publik.
Ketiga, berkaitan dengan akurasi. Para editor di media akan memperhatikan keakurasian informasi dan tidak begitu saja mempercayai apa yang disajikan dalam siaran pers.
Ketiga, berkaitan dengan akurasi. Para editor di media akan memperhatikan keakurasian informasi dan tidak begitu saja mempercayai apa yang disajikan dalam siaran pers.
Karena itu, dalam proses pembuatan siaran pers Humas harus memperhatikan secara seksama data serta fakta yang mendukung setiap pernyataan dalam siaran pers.
Keempat, masalah bahasa. Peran bahasa menjadi strategis biasakanlah menggunakan bahasa yang sederhana, komunikatif, dan efisien.
Kelima, relevansi. Semua media cenderung berprinsip, siaran pers sebagai sebuah karya komunikasi yang diproduksi dan disampaikan Humas.
Keempat, masalah bahasa. Peran bahasa menjadi strategis biasakanlah menggunakan bahasa yang sederhana, komunikatif, dan efisien.
Kelima, relevansi. Semua media cenderung berprinsip, siaran pers sebagai sebuah karya komunikasi yang diproduksi dan disampaikan Humas.
Kondisi ini harus mengacu kepada kepentingan publik yang lebih besar dan bukan semata-mata berorientasi menjadi corong kepentingan perusahaan.