HUMAS sebagai salah satu fungsi manajemen senantiasa menjalin komunikasi dengan berbagai pihak terkait. Agar organisasi itu mendapat dukungan dari publik dan stakeholders sesuai harapan pimpinan atau pengelola sebuah organisasi. Oleh karena itu, Media Internal dapat menjadi jembatan komunikasi untuk menyampaikan berbagai informasi dari sebuah organisasi kepada khalayak umum.
Media Internal sebagai sarana informasi harus memerhatikan prinsip-prinsip kaidah komunikasi. Persoalannya adalah materi apa yang layak disajikan agar menjadi informasi yang penting dan efektif antara organisasi dan stakeholders. Intinya materi dalam media internal tak ubahnya yang disajikan media komersial pada umumnya.
Pertama, materi berkaitan dengan pemilihan isu atau informasi aktual dan terkini, menarik serta dekat dengan target pembaca. Hal ini disebut prinsip proximity seperti yang didengungkan dalam perspektif komunikasi sebagai acuan dalam penyajian informasi bagi pembaca.
Kedua, penggunaan pesan atau bahasa dalam media internal harus jelas dan detil sehingga mudah dipahami oleh pembaca. Pemakaian ilustrasi seperti gambar, foto dan sebagainya dapat digunakan sebagai pendukung materi dan daya tarik bagi pembaca. Begitu pun design, layout, jenis huruf dan warna yang digunakan harus dikombinasikan secara serasi.
Ketiga, materi yang ditampilkan harus mematuhi prinsip jurnalistik, misalnya pemakaian bahasa dan gambar disajikan dengan sopan dan tidak menyinggung perasaan atau prinsip kesusilaan.
Keempat, konsistensi waktu penerbitan, misalnya mingguan, dwi mingguan atau bulanan. Tentu semuanya tergantung kebijakan organisasi serta kemampuan para tenaga pengelolanya.
Di sisi lain, media internal tidak diproduksi untuk tujuan komersial, katakan mendulang profit. Meskipun pengelolaannya dilakukan oleh tenaga profesional dan berpotensi menjadi profit centre sejalan dengan kebijakan organisasi.
Konsistensi pengelolaan media internal dapat juga sebagai catatan penting bagi sebuah organisasi. Karyawan dan publik akan mudah memahami sejarah perkembangan sebuah organisasi dari informasi yang diterbitkan secara rutin dan konsisten. Media internal pun dapat menjadi dokumen penting sebagai pencitraan organisasi.
Sejalan dengan kemajuan teknologi informasi, pengelolaan media internal bisa disajikan secara online dalam situs atau website organisasi. Sehingga pembaca dapat mengaksesnya secara mudah dari berbagai tempat dan tetap mengikuti informasi yang ditawarkan dalam media tersebut.
Pada akhirnya, semua itu dapat terwujud dengan baik bila didukung oleh pimpinan organisasi meski Humas memiliki kemauan dan kemampuan dalam mengembangkan media internal.
Media Internal sebagai sarana informasi harus memerhatikan prinsip-prinsip kaidah komunikasi. Persoalannya adalah materi apa yang layak disajikan agar menjadi informasi yang penting dan efektif antara organisasi dan stakeholders. Intinya materi dalam media internal tak ubahnya yang disajikan media komersial pada umumnya.
Pertama, materi berkaitan dengan pemilihan isu atau informasi aktual dan terkini, menarik serta dekat dengan target pembaca. Hal ini disebut prinsip proximity seperti yang didengungkan dalam perspektif komunikasi sebagai acuan dalam penyajian informasi bagi pembaca.
Kedua, penggunaan pesan atau bahasa dalam media internal harus jelas dan detil sehingga mudah dipahami oleh pembaca. Pemakaian ilustrasi seperti gambar, foto dan sebagainya dapat digunakan sebagai pendukung materi dan daya tarik bagi pembaca. Begitu pun design, layout, jenis huruf dan warna yang digunakan harus dikombinasikan secara serasi.
Ketiga, materi yang ditampilkan harus mematuhi prinsip jurnalistik, misalnya pemakaian bahasa dan gambar disajikan dengan sopan dan tidak menyinggung perasaan atau prinsip kesusilaan.
Keempat, konsistensi waktu penerbitan, misalnya mingguan, dwi mingguan atau bulanan. Tentu semuanya tergantung kebijakan organisasi serta kemampuan para tenaga pengelolanya.
Di sisi lain, media internal tidak diproduksi untuk tujuan komersial, katakan mendulang profit. Meskipun pengelolaannya dilakukan oleh tenaga profesional dan berpotensi menjadi profit centre sejalan dengan kebijakan organisasi.
Konsistensi pengelolaan media internal dapat juga sebagai catatan penting bagi sebuah organisasi. Karyawan dan publik akan mudah memahami sejarah perkembangan sebuah organisasi dari informasi yang diterbitkan secara rutin dan konsisten. Media internal pun dapat menjadi dokumen penting sebagai pencitraan organisasi.
Sejalan dengan kemajuan teknologi informasi, pengelolaan media internal bisa disajikan secara online dalam situs atau website organisasi. Sehingga pembaca dapat mengaksesnya secara mudah dari berbagai tempat dan tetap mengikuti informasi yang ditawarkan dalam media tersebut.
Pada akhirnya, semua itu dapat terwujud dengan baik bila didukung oleh pimpinan organisasi meski Humas memiliki kemauan dan kemampuan dalam mengembangkan media internal.