TIDAK ada satu pun perusahaan yang menjalankan CSR tanpa memiliki motivasi. Perusahaan yang menerapkan CSR sebenarnya masih sulit menentukan benefit yang bakal diperolehnya (Wibisono; 2007). Sebab tidak ada yang menjamin sebuah perusahaan yang mengimplementasikan CSR mendapat kepastian benefit-nya.
Salah satu motif perusahaan melaksanakan CSR adalah meningkatkan hubungan baik dengan regulator. Pendirian perusahaan atas izin yang diberikan pemerintah, diharapkan mampu berkontribusi dalam pembangunan negara melalui kewajiban pajak dan lainnya.
Selain itu, turut membangun kepedulian dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan lingkungan.
Beberapa motif lain perusahaan melakukan CSR adalah:
Mengharapkan social licence to operate
Masyarakat sekitar perusahaan merupakan komunitas utama perusahaan. Ketika mereka mendapatkan benefit dari keberadaan perusahaan maka dengan sendirinya mereka ikut merasa memiliki perusahaan.
Sebagai imbalan yang diberikan ke perusahaan paling tidak adalah keleluasaan perusahaan menjalankan roda bisnisnya di wilayah tersebut.
Jadi program CSR diharapkan menjadi bagian dari asuransi sosial (social insurance) yang akan menghasilkan harmoni dan persepsi positif dari masyarakat terhadap eksistensi perusahaan.
Memperbaiki hubungan dengan stakeholders.
Implementasi program CSR tentunya akan menambah frekuensi komunikasi dengan stakeholders. Nuansa seperti itu dapat membentangkan karpet merah terbentuknya kepercayaan kepada perusahaan.
Mereduksi risiko bisnis perusahaan
Perusahaan mesti menyadari bahwa kegagalan untuk memenuhi ekspektasi stakeholders akan menjadi bom waktu yang dapat memicu risiko yang tidak diharapkan.
Bila itu terjadi maka perusahaan menanggung opportunity loss. Selain itu, perusahaan harus mengeluarkan biaya yang lebih besar dibandingkan mengimplementasikan CSR.
Memperbaiki hubungan dengan regulator
Perusahaan yang menerapkan program CSR, pada dasarnya merupakan upaya untuk meringankan beban pemerintah sebagai regulator.
Sebab pemerintahlah yang menjadi penanggungjawab utama menyejahterakan masyarakat dan melestarikan lingkungan. Tanpa bantuan dari perusahaan. Umumnya terlalu berat bagi pemerintah untuk menanggung sendiri beban tersebut.
Mempertahankan dan mendongkrak reputasi dan brand image perusahaan
Perbuatan destruktif dapat menurunkan reputasi perusahaan. Begitu pun sebaliknya, konstribusi positif akan mendongkrak reputasi perusahaan.
Inilah yang menjadi modal non-financial utama bagi perusahaan dan stakeholdes yang menjadi nilai tambah bagi perusahaan untuk tumbuh secara berkelanjutan.
Mereduksi biaya
Banyak contoh yang dapat menggambarkan keuntungan perusahaan yang didapat dari penghematan biaya yang merupakan buah dari implementasi dari penerapan program tanggung jawab sosialnya.
Contohnya adalah upaya untuk mereduksi limbah melalui proses recycle atau daur ulang kedalam siklus produksi.
Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan
Kesejahteraan yang diberikan para pelaku CSR umumnya sudah jauh melebihi standar normatif kewajiban yang dibebankan kepada perusahaan.
Oleh karena itu, wajar bila karyawan menjadi terpacu untuk meningkatkan kinerjanya.
Melebarkan akses sumber daya
Track record yang baik dalam pengelolaan CSR merupakan keunggulan bersaing bagi perusahaan yang dapat membantu untuk memuluskan jalan menuju sumber daya yang diperlukan perusahaan.
Membentangkan akses menuju market
Investasi yang ditanamkan untuk program CSR dapat menjadi tiket bagi perusahaan menuju peluang pasar yang terbuka lebar. Termasuk memupuk loyalitas konsumen dan menembus pangsa pasar baru.
Peluang mendapatkan penghargaan
Banyak reward ditawarkan bagi penggiat CSR sehingga peluang untuk mendapatkan penghargaan cukup tinggi.